AKU BENCI JATUH CINTA..
AKU BENCI MERASAKAN SAKIT INI KEMBALI..
AKU BENCI MERASAKAN TAKUT INI..
BENCI ATAS SEMUA INI YANG KUTAU DARI AWAL SALAH UNTUK KU RASAKAN...
TUHANKU..MENGAPA SAAT KU INGIN BEBAS SEPERTI DULU...RASA ITU KEMBALI MEMBELENGGUKU..
SEANDAINYA BUKAN DIA
SEANDAINYA DIA BUKAN HADIR DARI MASA LALU-KU
SEANDAINYA DULU AQ TAK MERASAKAN HAL INI
SEANDAINYA AQ MASIH MAMPU MENGUBUR SEMUA KHAYALKU
MUNGKIN TAKKAN SESAKIT INI..
MUNGKIN TAKKAN SESULIT INI..
"hanya mampu melihatnya dari kejauhan tanpa mampu berbuat apa-apa, setiap kali lonceng sekolah berbunyi. Berlari sesegera mungkin menuju bangku depan kelas, hanya untuk sekedar melihatnya berjalan melaluiku,tanpa di sadarinya. Ada satu jiwa mengikuti langkahnya, melalui dua bola matanya. Ada satu senyum yang turut mengukir saat melihat sang jiwa tersenyum, meskipun bukan denganku. Ada jantung yang berdebar cepat manakala melihat sosoknya tersenyum saat berlalu melewatinya..."
"memutuskan untuk mengubur rasa itu dalam-dalam bukanlah perkara mudah. Perlu tawa, tangis, perjuangan yang tidak sedikit hingga aku yakin bahwa nantinya akan terkubur dalam-dalam dan tak kan ku fikir untuk membukanya lagi. Cukup aku dan Tuhan yang tau. Namun, jauh di lubuk terdalam, ku harap semua rasa itu tak lekang oleh waktu. Meski kau bukan milikku. Miris memang...tapi apa dayaku"
"kebahagiaankah ini?rasa takutkah ini?debarku tak lagi teratur seperti sediakalanya manakala ku lihat namanya menjadi salah satu bagian dari milik temanku. Dia yang sempat menghilang dari pikiranku -karna terlalu jauh ku mengubur semua tentangnya- kini hadir kembali. Debar apakah ini??"
"Sedih mengetahui tak satupun ingatannya membekas tentang sebuah jiwa di sudut sekolah yang menantinya kala itu. TAK SATUPUN. sadarku tangis tak kan bisa menghasilkan apa-apa. terlebih ketika ku ketahui, ada yang lain di hatinya. Apa yang mesti kuperbuat??...menyerah pada keadaan seperti yang biasanya ku lakukan?atau berusaha memperbaiki semua dari awal?"
"berjuang. itu keputusanku. "
"nyaliku menciut manakala ku ketahui, bukan cuma diriku di hatinya saat ini. Dan makin tak terkendali sang emosi manakala ku sadari ku jauh berbeda di banding yang lain, bahwa aku tak mampu sepuitis atau mungkin malah kalah secara fisik. .."
"makin lama, makin ku takut akan keadaan. takut akan kehilangan, takut merasa memiliki, takut tak dicintai..."
Kau kan slalu tersimpan di hatiku
meski ragamu tak dapat kumiliki
jiwaku kan slalu bersamamu
meski kau tercipta bukan untukku
Tuhan berikan aku hidup
satu kali lagi
hanya untuk bersamanya, kumencintainya..
sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Mengapa cinta ini terlarang
saat kuyakini kaulah milikku
mengapa cinta kita tak bisa bersatu
saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu
Baiknya semua kenangan yang terindah
tak kubalut dengan tangis
baiknya kulepaskan sgala kepedihan
tuk merelakanmu
Mengapa semua ini terjadi
betapa ku mencintai dirimu
ku tak kuasa menahan kesedihan
yang begitu dalam
Dirimu di hatiku
tak lekang oleh waktu
meski kau bukan milikku
intan permata yang tak pudar
tetap bersinar
mengisi kesepian jiwaku
"hanya terus berharap dan meyakini diri sendir akan kuasa Tuhan dalam semua ini. Sehingga tak satupun tersakiti. Lelah merasakan semua sakit di masa lalu. Hanya ingin membahagiakan dan di bahagiakan"
For My Minke -yang dengan stupidnya- kuharap tak membaca tulisanku ini.